SEKILAS TENTANG MIE INSTAN Semua
pasti udah taulah apa itu mie instan, secara makanan murah meriah ini
salah satu teman akrab mahasiswa &| pekerja di akhir bulan *pengalaman hahaha*.
Nah, sering denger kan rumor-rumor diluar sana kalo
mie instan itu nggak sehat. Mie instan itu berbahaya, mengandung
lilinlah, bisa menyebabkan tumor, kanker dan penyakit lain yang
seram-seram. Sekarang coba kita bahas satu-satu ya…
Yuk kita langsung ke TKP MIE INSTAN MENGANDUNG LILIN? Isu
ini cukup marak nih, katanya mie instan mengandung lilin untuk mencegah
mie saling menempel. Ini jelas tidak benar, tidak ada itu cerita mie
instan pake lilin, *nah, itu minyak-minyak yang muncul pas waktu kita
rebus mie* Tenang… itu bukan lilin kok, itu minyak kawan… Prof Dr FG
Winarno mengatakan bahwa mi instan awet dan tahan simpan karena proses
pembuatannya, antara lain dengan cara penggorengan atau deep frying yang
membuat kadar air mi instan menjadi sangat rendah (sekitar 5 persen),
sehingga tidak memungkinkan bakteri pembusuk hidup dan berkembang biak.
Karena kadar air yang sangat rendah tersebut, mi instan bersifat sangat
awet. Karena prosesdeep frying tersebut menggunakan minyak goreng,
tidaklah aneh kalau sewaktu memasak mi instan terlihat berminyak. Tapi
tidak mengandung lilin karena lilin adalah senyawa inert untuk
melindungi makanan agar tidak basah dan cepat membusuk. Dan itu terdapat
pada makanan seperti apel dan kubis, See… no wax in your noodle.
AIR REBUSAN MIE APA HARUS DIBUANG?
Nah, kalo yang ini sangat berkaitan dengan kasus di atasnya. Katanya sih, biar lilinnya nggak kemakan dibuang aja air rebusannya.
Udah dibahas sebelumnya, kalo di mie instan nggak ada lilin. Membuang
air rebusannya justru membuang banyak nutrisi loh… *kok bisa?* kalian
pernah membaca bungkus mie instan? Ada kalimat dilengkapi dengan vitamin
bla bla bla gitu kan? Sudah jelas juga ada vitamin-vitamin dan mineral
yang larut air. Jadi, sewaktu kita merebus mie, vitamin dan mineral itu
terlarut dalam air rebusan mie. Tapi, pilihan dikembalikan kepada
teman-teman, mungkin ada yang masih takut, atau telah terbiasa mengganti
air rebusan. It’s your choice, yang penting udah tau kondisi sebenarnya kan?
Mie instan tidak boleh dimasak bersama bumbunya, pemanasan di atas 120
derajat Celsius berpotensi menjadi karsinogen pembawa kanker? Wooo…. Isu yang sangat seram. Benarkah demikian? Ternyata tidak.
Demikian kata Prof Dr FG Winarno, ahli pangan dan Ketua Dewan Pakar
PIPIMM (Pusat Informasi Produk Industri Makanan dan Minuman). “Mi
instan kering merupakan produk setengah matang. Disebut instan karena
sangat cepat disajikan setelah dipanaskan pada suhu air mendidih. Biasanya kurang lebih 100 derajat Celsius dalam waktu kurang dari 5
menit. Jadi, suhunya bukan 120 derajat Celsius, di mana suhu tersebut
baru dapat dicapai bila menggunakan pressure cooker atau retort untuk
strelisasi dalam proses pengalengan pangan,” terangnya. Satu-satunya alasan kenapa mie nggak boleh dimasak sama bumbunya adalah
nanti mie kamu jadi nggak enak *hah? kok gitu?* hahaha, simple, semua
sudah ada takarannya, kalo kalian ngerebus mie bener-bener pake air
400cc sih nggak papa, tapi sepertinya sebagian besar dari kalian nggak
pernah ngukur air sebelum masak, bener kan? hehe biar rasa mie tetap
enak, makanya kita dianjurkan masukin bumbu di mangkuk, karena takaran
mangkuk hampir pas, yah, kalo keasinan tinggal ditambah air sedikit.
Coba kalo udah dimasak sama bumbunya, kalo kebanyakan air kan jadi nggak
enak mie’nya
Adanya kandungan Natrium? Hmmmm…
kenapa ini berbahaya? Disebutkan disalah satu situs bahwa kandungan
natrium bisa membahayakan anda yang memiliki/mengidap sakit hipertensi
dan maag. Tentu saja didalam mie instan terdapat Natrium.
Kalian tentu tau garam dapur, tentu tau rumus kimianya, NaCl, Natrium
Klorida, dan selama ini garam tidak pernah dilarang beredar atau ditarik
oleh BPOM. Jadi jangan khawatir kalau mie instan mengandung natrium. Hei, bikin mie instan pasti pakai garam
Mie instan mengandung MSG? MSG tidak berbahaya asal tidak digunakan terlalu banyak.
Lembaga pengawas kesehatan, seperti Depkes maupun WHO atao Codex, telah
menyatakan bahwa MSG merupakan jenis bahan tambahan makanan yang tidak
dilarang penggunaannya dalam industri pangan (sepanjang tidak melampaui
batas aman yang distandarkan). “Mi instan menggunakan bahan
pengawet. Dalam proses pembuatannya, mi instan mi instan menggunakan
metode khusus agar lebih awet, namun sama sekali tidak berbahaya.
Seperti yang telah dijelaskan di atas, salah satu cara pengawetan mi
instan adalah dengan deep frying yang bisa menekan rendah kadar air
sekitar 5 persen. Metode lain adalah hot air drying (pengeringan dengan
udara panas). Inilah yang membuat mi instan bisa awet hingga 6 bulan,
asalkan kemasannya terlindung secara sempurna,” tambah Prof Dr FG Winarno.
Mie
instan memang bukan makanan yang sempurna. Ragam gizi didalamnya sangat
minim. Mi instan sendiri mengandung protein, lemak, vitamin A, C, B1,
B6, B12, niasin, folat, pantotenat, dan mineral besi. Mi instan pun
telah dilengkapi dengan sayuran seperti wortel. Namun jumlahnya memang
tak sebanyak yang diperlukan. Jadi, harus dilengkapi dengan makanan
lain. Itulah yang tertera pada saran penyajian. Jika
ingin makan mi instan dan mendapat asupan gizi, tambahan telur, sayur,
atau daging sehingga mi instan bisa memenuhi kebutuhan nutrisi. Lalu
minum jus buah tanpa gula, sehingga sumbangan fruktosa bagi tubuh
terpenuhi.
Tapi ingat Segala Sesuatu yang Berlebihan Tidak BaikSemoga BermanfaatSumber: http://www.kaskus.co.id/thread/542d392f138b46fa638b456f/siapa-takut-makan-mie-instant-kabar-gembira-buat-pecinta-mie-instan/?ref=forumlanding&med=quick_update
Tidak ada komentar:
Posting Komentar