Suami
dibesarkan oleh ibu yang mencintainya seumur hidup. Namun ketika dia
dewasa, dia memilih mencintaimu yang bahkan kamu belum tentu
mencintainya seumur hidupmu.
Justru sering kali rasa cintanya padamu lebih besar daripada cintanya kepada ibunya sendiri.
Suami dibesarkan sebagai lelaki yang ditanggung nafkahnya oleh
ayah-ibunya hingga dia beranjak dewasa. Tetapi sebelum dia mampu
membalasnya, dia telah bertekad untuk menanggung nafkah seorang istri,
perempuan asing yang baru saja dikenalnya dan hanya terikat dengan tali
pernikahan tanpa ikatan rahim seperti ayah dan ibunya.
Suami
rela menghabiskan waktunya untuk mencukupi kebutuhan dan merawat
anak-anakmu serta dirimu sebelum dia mampu membalas untuk merawat
ayah-ibunya yang telah mengurus suamimu sejak kecil tanpa pamrih.
Padahal dia tahu, di sisi Allah Azzawajalla, engkau lebih harus dihormati tiga kali
lebih besar oleh anak-anakmu dibandingkan dirinya. Namun tidak pernah
sekalipun dia merasa iri, disebabkan dia mencintaimu dan berharap engkau
memang mendapatkan yang lebih baik daripada dirinya sendiri di sisi
Alloh.
Bahkan ketika sudah mati, suami pun masih harus
bertanggung jawab atas dirimu dan anak-anakmu. Apakah dia sudah memenuhi
tanggung jawabnya sebagai seorang pemimpin dalam rumah tangganya? Sangat besar pengorbanan suami, begitu banyak waktu yang diluangkan untukmu.
Oleh sebab itu, berilah dia kesempatan untuk berbakti dan membalas jasa
kepada orangtuanya. Karena sesungguhnya dia sedang mengajarkan kepada
anak-anakmu agar tetap berbakti dan sayang serta tetap dekat denganmu
meski sudah berumah tangga.
Diambil dari pojok kronologi FBku
Griyaysa Tangerang Raya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar