Bismillah..
Masyarakat indonesia yang mayoritas beragama islam memang sudah
selayaknya memiliki hiburan tersendiri dengan tontonan yang mendidik
serta menjunjung tinggi nilai nilai islam, karena bila kita mau berfikir
jernih, akan sangat naif untuk negara sebesar indonesia yang umat
islamnya terbesar di dunia setiap harinya kita disuguhi tontonan
tontonan yang sangat merusak moral dan merubah gaya hidup anak muda
muslim, siapa lagi kalau bukan dari tontonan televisi televisi sekuler
yang hanya mengutamakan retting sebuah acara dibanding dengan kwalitas
acara yang disajikan.
Kita mungkin patut bersyukur akan kesadaran umat islam dan paradigmanya
dewasa ini, dimana mereka telah mulai berfikir tentang pentingnya
sebuah tontonan televisi yang mendidik dan cocok ditonton untuk
masyarakat yang mayoritas muslim yang menginginkan sebuah perubahan,
dalam hal ini khususnya hiburan televisi, dari yang buruk menjadi
baik, dari hal yang sekedar hiburan semata menjadi hal yang penuh dengan
pesan moral, admin tidak mengingkari masih ada acara acara ditelevisi
televisi mainstream yang bermanfaat, namun bila kita tengok jatah waktu
acaranya yang ditampilakan dibandingkan dengan acara hura hura + acara
yang sangat tidak mendidiknya, masih sangat tidak berimbang.
Namun saat ini umat islam mulai bangkit dengan perlahan, dimana setiap
kelompok kelompok islam mulai memiliki divisi divisi tersendiri untuk
membuat program2 kerja (baca:dakwah) yang salah satunya yaitu dengan
mendirikan stasiun televisi sendiri, misalnya:
- Muhammadiyah memiliki TVmu sebagai media dakwahnya
-NU memiliki Aswaja TV dan TV9 sebagai media dakwahnya
-Wahdah Islamiyah memiliki Umat TV sebagai media dakwahnya
-MTA memiliki mtaTV sebagai media dakwahnya
-Dakwah Salafi memiliki RodjaTV, InsanTV, WesalTV, SurauTV dll sebagai media dakwahnya
-Ust. Yusuf Mansyur Managemen memiliki YMtivi
-FPI masih dalam tahap perencanaan
-dan lain lain
Terlepas dari sifat ashobiyah (menganggap kelompoknya yang paling benar )
yang terkadang muncul, setidaknya dengan hadirnya televisi televisi
berlebel islam tersebut mampu membendung budaya budaya negatif yang
dapat merusak generasi muda dan anak anak keluarga muslim, hanya saja
yang patut disayangkan bahwa televisi televisi islam tersebut, belum
bisa di simak melalui antena UHF yang pada umumnya dipakai oleh
masyarakat muslim di indonesia dalam menyaksikan tontonan televisi,
namun baru bisa disimak & dinikmati melalui antena parabola dan via
smartphon.
Karena rata rata televisi berlebel islam tersebut masih dibiayai oleh
organisasi atau kelompoknya masing masing dan dari para donatur serta
infak dari para jamaahnya, dan tidak terlalu mengandalkan iklan
sebagai incomenya, karena menurut sumber yang sangat bisa di percaya,
untuk bisa siaran melalui satelit parabola saja, tiap tiap operator
televisi harus merogoh kocek 100 juta sampai 150 juta rupiah setiap
bulan sebagai biaya sewa satelit, tentu itu semua tidak mudah bagi tiap
tiap organisasi atau kelompok islam yang ingin dakwahnya bisa disimak
melalui televisi.
Namun setidaknya ini merupakan awal dari perjalanan yang baik bagi umat
islam indonesia pada khususnya untuk selalu ikut berupaya menyelamatkan
generasi mudanya dari tontonan2 yang negatif dan sebagai upaya pula
untuk membendung paham paham sesat yang saat ini mulai berani unjuk
gigi di indonesia.
Dan yang tidak kalah penting lagi adalah acara acara yang ditayangkan
di televisi televisi islam tersebut haruslah memang bersumber dari
sejarah ataupun literatur2 islam yang murni dari penyimpangan
penyimpangan (terutama aqidah ) serta memiliki rujukan yaitu ulama
ulama robbany atau tokoh islam yang telah diakui keilmuanya didunia
islam, dan bukan dari sumber sumber yang justru bisa merusak islam itu
sendiri.
Wallahua’lam bissawab…
Wassalam..
Andry Kartanegara 08571-5858-573
Sumber: http://regional.kompasiana.com/2015/04/27/menjamurnya-televisi-berlebel-islam-720822.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar